Pilgub DKI 2017, PDIP Ingatkan Warga DKI Tak Terprovokasi dan Jaga NKRI
Jakarta - Di suasana Pilgub DKI 2017 ini, warga Ibu Kota diminta
untuk waspada dan tidak mudah terprovokasi oleh isu tertentu. Meski
berada pada kontes persaingan, pilkada dinilai tetap harus mengedepankan
persatuan dalam bingkai NKRI.
"Pemilukada tidak boleh dikotori
oleh aksi-aksi yang bertentangan dengan jiwa dan semangat negeri ini
dalam bingkai NKRI. Ini sejalan dengan pernyataan Ibu Megawati
Soekarnoputri selaku Ketua Umum DPP PDI Perjuangan," ungkap politisi
PDIP Darmadi Durianto.
Hal tersebut disampaikannya di Gedung DPR,
Kompleks Senayan, Jakarta, Selasa (8/11/2016). Anggota Komisi VI DPR
ini pun menyebut pilkada tidak boleh dijadikan ajang provokasi oleh
pihak-pihak tertentu.
"Tidak boleh kita melakukan intimidasi,
politik uang, kekerasan dan berbagai tindakan lainnya yang mengerdilkan
makna demokrasi itu sendiri. Ini merupakan pesan Ibu Mega yang juga
berpesan kepada kami selaku kader PDIP," ucap Darmadi.
"Untuk
selalu menjaga keamanan, kerukunan dan ketentraman, tetap waspada serta
tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,"
lanjutnya.
Menyikapi soal aksi demo 4 November yang berujung pada
kerusuhan, Darmadi pun berharap agar semua pihak untuk bermawas diri.
Dia berharap agar demokrasi tidak mencederai nilai-nilai mulia
Indonesia.
"Semua komponen bangsa harus senantiasa memegang teguh
nilai-nilai Pancasila. Pancasila menjadi landasan sebagai pemersatu
bangsa Indonesia yang hidup dalam keberagaman," tutur Darmadi.
"Pancasila
bukan hanya sebatas ideologi pemersatu, tapi alternatif untuk
menghadapi ragam konflik ketika ada pihak-pihak yang ingin memecah belah
bangsa. Tanpa Pancasila, tidak akan ada NKRI," sambung dia.
Terkait
kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI petahana Basuki T
Purnama (Ahok), Darmadi berharap agar semua pihak tidak main hakim
sendiri. Anggota DPR dapil DKI ini menyebut keadilan bukan persoalan
puas atau tidak puas pihak-pihak tertentu.
"Buat apa di negara
ini ada hukum? Jika semua bertindak seperti di hutan rimba, penuh
kebencian, mencaci maki seseorang yang belum diputus bersalah secara
hukum, semua kan ada aturannya. Masyarakat yang mungkin masih awam
terhadap aturan hukum, harus dicerahkan bukan justru sebaliknya," urai
Darmadi.
Sebagai Timses Ahok, dia pun menilai ada upaya provokasi
kebencian terhadap masalah etnis. Darmadi berharap penilaian terhadap
pasangan calon di Pilgub DKI, itu berdasarkan kinerja nyata.
"Jika
memang tidak suka dengan calon tersebut, ya jangan dipilih, kenapa
harus repot menguras energi untuk terus memprovokasi, bahkan intimidasi.
Sangat berbahaya sekali dalam berdemokrasi," ujarnya.
"Tapi
masyarakat DKI Jakarta sudah mengetahui kok, siapa pasangan calon
gubernur dan wakil gubernur DKI yang sudah terbukti bekerja nyata, dan
memiliki nyali, yaitu Pak Ahok dan Pak Djarot. Masyarakat sudah cerdas
dalam menentukan pilihannya," tambah Darmadi.
Dinamika jelang
Pilgub DKI disebutnya harus dipahami secara bijaksana. Darmadi pun
mengajak semua warga DKI untuk tidak terpengaruh terhadap isu-isu
negatif.
"Di tengah kondisi kemajuan teknologi, era media sosial
kita harus pintar memilah informasi. Jangan mudah percaya, harus
crosceck, jangan terjebak dengan ikut-ikutan menyebarkan provokasi. Kita
harus bersatu dalam bingkai NKRI," tandasnya. ( LIPUTAN TERKINI.COM )
http://infometropolitan.blogspot.com/